8 Maskapai yang Dipaksa 'Mendarat Darurat
SEIRING dengan berkembangnya masyarakat kelas
menengah, perkembangan industri penerbangan juga mengubah wajahnya.
Low-cost airlines pun mulai banyak bermunculan untuk menyasar para
pengguna pesawat terbang. Hal ini, membuat masyarakat banyak memilih
menggunakan pesawat terbang. Indikatornya, tak usah jauh-jauh, lihat
saja bandara yang mulai penuh sesak, ataupun pesawat yang delay karena harus mengantre untuk terbang. Itu kalau mau kita lihat secara kasat mata.
Secara tertulis, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penumpang angkutan udara domestik dan internasional sepanjang Januari sampai November 2012 mencapai 60,5 juta orang, naik 6,3 persen dari periode yang sama di 2011 sebesar 56,9 juta.
Jumlah penumpang angkutan udara domestik dan internasional sepanjang Januari sampai November 2012 mencapai 60,5 juta orang, naik 6,3 persen dari periode yang sama di 2011 sebesar 56,9 juta. Angka tersebut 86,4 persen dari yang ditargetkan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan sebanyak 70 juta sepanjang 2012.
Wajar saja jika berbagai maskapai mencoba meraup untung dari para pengguna tersebut. Meski demikian, tidak jarang maskapai yang gulung tikar karena tidak sanggup bertahan atas ketatnya persaingan di Industri ini. Pasalnya, menyewa pesawat bukan perkara mudah dan murah.
Ditambah lagi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerapkan peraturan ketat bagi para maskapai ini, seperti minimal harus mempunyai lima pesawat (termasuk menyewa). Karena berbagai aturan tersebut, terdapat beberapa maskapai yang harus gulung tikar.
Berikut maskapai yang harus ‘mendarat darurat’ karena berbagai permasalahan:
1. PT Adam SkyConnection Airlines alias Adam Air.
Maskapai penerbangan berbiaya murah yang berbasis di Indonesia. Maskapai yang diprakarsai oleh Sandra Ang dan Agung Laksono ini runtuh setelah hilangnya pesawat tersebut, dan berbagai kecelakaan yang menimpa maskapai ini.
Selain itu, adanya audit mengungkapkan, syarat minimal keselamatan dan masih ada beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan dan berpotensi mengurangi tingkat keselamatan penerbangan.
Padahal, pada 9 November 2006, Adam Air sempat menerima penghargaan Award of Merit dalam The Category Low Cost Airline of the Year 2006 dalam acara 3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit di Singapura.
Akibatnya operasional Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008. Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 WIB pada 19 Maret 2008.
2. PT Bouraq Indonesia Airlines.
Majelis hakim yang diketuai Andriani Nurdin memailitkan Bouraq lantaran memiliki tunggakan utang kepada PT Grid Communication sebesar Rp 581,705 juta. Tunggakan utang itu timbul dari jasa pelayanan iklan yang diberikan Grid Communication kepada Bouraq.
Selain itu, PT Bouraq juga tercatat memiliki utang kepada PD Sinar Jaya Offset sebesar Rp 1,04 miliar atas pesanan pencetakan barang yang telah jatuh tempo pada 18 April 2006.
Maskapai ini didirikan pada April 1970 oleh Jarry Albert Sumendap, juga memiliki Bali Air yang saat ini juga sudah tidak beroperasi. Kedua maskapai penerbangan ditutup setelah masalah keuangan yang berkepanjangan. Penerbangan Bouraq terakhir dijadwalkan berlangsung pada Juli 2005. Lisensi penerbangan telah dicabut pada 2007.
3. Jatayu Gelang Sejahtera atau Jatayu Airlines.
Maskapai yang sempat mencaplok rute yang ditinggalkan Adam Air awalnya adalah maskapai penerbangan charter yang didirikan pada periode 2000.
Namun, April 2008 Kementerian Perhubungan membekukan izin penerbangan
Jatayu Airlines karena belum memenuhi standar yang diterpakan oleh
pemerintah yakni minimal lima buah pesawat. Selain itu, tapi armada yang
digunakan tergolong tua seperti seri B722/B723 atau B732.
4. PT Sempati Air Transport.
Maskapai penerbangan di Indonesia milik sahabat dan keluarga Soeharto. Nama perusahaan berubah menjadi Sempati Air pada 1996. Ketika krisis moneter 1998 menghantam Indonesia, Sempati Air terpaksa menjual atau mengembalikan pesawatnya, namun tetap saja pada Juni 1998 Sempati harus menghentikan operasi perusahaannya.
Maskapai ini terpaksa berhenti beroperasi sejak 5 Juni 1998. Serta meninggalkan beberapa pesawatnya seperti Fokker 100, Fokker 70 dan Boeing 737-200. Kemudian Airbus A300B4 juga masuk jajaran armada Sempati sehingga penerbangan ke tempat lain di Asia Tenggara dan Australia dapat dilakukan.
5. Star Air.
Sebuah maskapai penerbangan yang berpusat di Indonesia. Maskapai ini berdiri pada periode 2000, masa di mana maskapai swasta di Indonesia bermunculan setelah pemerintah mencanangkan deregulasi penerbangan di Indonesia.
Namun, seperti beberapa maskapai swasta Indonesia lainnya, maskapai ini dicabut lisensinya oleh pemerintah 2008 karena tidak aktif (menghentikan operasi).
Bangkrutnya Star Air, dilatarbelakangi biaya bahan bakar yang mahal, meski on time performance (OTP) Star Air cenderung bagus, mencapai angka 83 persen. Star Air mempunyai empat buah pesawat Boeing 737-200, dan satu pesawat McDonnell Douglas MD-83.
6. Linus Airways Indonesia.
Penerbangan ini sempat melayang ke kota-kota besar seperti Pekanbaru, Medan, Semarang, Palembang, Batam, dan Bandung. Maskapai yang memiliki nama asli Lintasan Nusantara ini, sempat dilarang melintas di Eropa. Namun, pada 27 April 2009, maskapai ini akhirnya memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatannya, alasannya sama seperti Star Air. Linus tidak mempunyai maskapai karena masalah dana.
7. Mandala Airlines.
Sempat dinyatakan bangkrut setelah digugat oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) karena dugaan kartel pengenaan fuel surcharge. KPPU mengenakan denda kepada Mandala dan maskapai lainnya antara Rp 1 miliar hingga Rp 9 miliar dan ganti ruginya antara Rp 1,6 miliar hingga Rp 60 miliar.
Meski dinyatakan bangkrut pada 2011, namun Mandala berhasil kembali ke jajaran airlines Indonesia setelah diakuisisi Saratoga Group dan Tiger Airways.
Dengan komposisi kepemilikan saham yang baru itu, Mandala akan mengoperasikan pesawat Airbus A320 dengan menawarkan perjalanan biaya murah ke tujuan internasional dan domestik dalam jangkauan lima jam penerbangan, seperti yang telah dilakukan Tiger Airways.
8. PT Metro Batavia atau Batavia Air.
Maskapai yang didirikan Yudiawan Tansari, pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat ini pada 2001 lalu mulai resmi beroperasi pada 5 Januari 2002 dengan satu buah pesawat jenis Fokker F28 dan dua unit Boeing 737-200.
Batavia yang mempunyai 33 armada pesawat ini berhasil menembus rute internasional Tiongkok, Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan Arab Saudi. Sejak didirikan 10 tahun yang lalu, Batavia hanya mengalami delapan kali kecelakaan kecil dan tidak merenggut satu nyawa pun. Pailit terjadi, karena Batavia Air pun tidak mampu membayar utang sebesar USD 4,68 juta yang jatuh tempo sampai 13 Desember 2012.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment