Terbang Tinggi Jakarta – Bali PP
Penerbangan di Indonesia semakin banyak persaingannya, dari banyaknya
nama-nama yang sudah familiar pada masyarakat pada umumnya dan pada
telinga saya pada khususnya.
Satu nama yang mulai akrab di telingga dan hati saya pada akhir tahun
2012, yaitu Citilink. Awalnya saya yakin dengan pasti bahwa Citilink
adalah sebuah maskapai penerbangan baru, yang belum bisa memberikan nama
dan pengalaman yang teruji.
Mendengar informasi secara setengah-setengah bahwa Citilink merupakan
anak perusahaan Garuda Indonesia, membuat saya sedikit berpikir. Wow!
hebat juga Garuda Indonesia, mampu mengekspansi perusahaannya dengan
memperkenalkan Citilink pada masyarakat Indonesia. Dengan sebuah
informasi bahwa Citilink Indonesia merupakan maskapai penerbangan
berbiaya murah dan anak dari perusahaan Garuda Indonesia membuat saya
tidak terlalu khawatir akan kualitas dan
performance Citilink.
Citilink secara resmi beroperasi pada tanggal 30 Juli
2012 sebagai entitas bisnis yang terpisah dari Garuda Indonesia setelah
mendapatkan Air Operator Certificate (AOC).
Pada Juli 2012, Citilink melayani 9 tujuan domestik yang
menghubungkan Jakarta ke Surabaya, Denpasar, Medan, Banjarmasin,
Balikpapan dan Batam. Maskapai ini juga mengoperasikan penerbangan dari
Surabaya ke Balikpapan, Banjarmasin, Denpasar dan Makassar, dan juga
mengoperasikan penerbangan dari Medan ke Batam. Pada tanggal 15
September 2012, Citilink resmi membuka rute baru ke Lombok (Bandara
Internasional Lombok) dengan rute Surabaya – Lombok.
Kebetulan
Head Office dari kantor tempatku bekerja
mempercayakan penerbangan kami menuju Bali menggunakan maskapai
Citilink, jadi saya bisa mencicipi pesawat yang baru terdengar di
telinga ini, *haduh udik kali saya ini?
Informasi jadwal penerbangan menuju Bali yang
diinformasikan Head Office adalah 07.48 am, menggunakan pesawat Citilink
dan diharapkan berkumpul di Terminal 1 C pada pukul 06.00 am.
Ini perjalanan keduaku menuju Denpasar, Bali dalam bulan dan minggu
yang sama. Cuaca yang sama dengan empat tahun lalu, Jakarta diguyur
hujan dan awan hitam selalu menghantui perjalanan kami.
Diguyur hujan semalaman di Jakarta menyebabkan waktu tidur serasa
sebentar sekali, bersiap-siap dan membangunkan Faiz untuk mengantar
keberangkatanku untuk mengikuti National Sales Conference di Bali selama
empat hari.
Maskapai Citilink menjadi pilihan Head Office untuk dipergunakan memberangkatkan dua rombongan dari Barat dan Timur.
Check in di lakukkan oleh Head Office sekaligus bagasi dan airport
tax. Masih ada waktu sedikit untuk mengambil gambar di ruang tunggu Gate
C 1. Tidak terlalu lama kami menunggu, panggilan dari
lady microphone (sebutan dariku saja) bagi penumpang Citilink tujuan Denpasar dengan nomor penerbangan QG 850 terdengar.
Saya di dalam kabin pesawat Citilink yang nyaman
Alhamdulillah, tepat waktu dan tidak delay. Satu hal yang membuat
panik bila penerbangan delay. Sip, sabuk pengaman sudah dipasang dan
handphone telah di non aktifkan. Tapi kenapa kok lama sekali pesawat ini
take off?
What’s that? Ada informasi bahwa pesawat sedang dalam kondisi perbaikan teknis. Membuat adrenalin meninggi
nih yang seperti ini. Ada tambahan informasi membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untuk mengudara.
Akhirnya,
take off position pada jam 08.10. Doa dan ketegangan telah dimulai saat
take off,
apalagi melihat cuaca dan goncangan yang terjadi serta peringatan untuk
tidak membuka sabuk pengaman serta ada hampir lima kali lampu
warning tidak melepas sabuk pengaman, menyala.
Tegang, goncangan mengakibatkan pesawat naik dan turun sangat
terasa apalagi saat pesawat bergerak ke kanan dan kekiri serta saat
pesawat berada pada awan.
Doa dan ketegangan meliputi rombongan kami, ada yang memasrahkan
karena berada pada ketinggian dan dalam cuaca yang sedikit kurang bagus,
ada yang menutupi wajah dan
look the girl, she’s cried and me. Dia pasti menangis, apalagi mendengar dari bangku depan ada anak kecil menangis. Saya jadi ingat Faizku. Huhuuuu…
Satu, seorang teman dari Medan terus mengingatkanku untuk berdoa.
He said: Mba Astin, seorang ibu yang sedang bergejolak batinnya meninggalkan anak, pasti doanya di-
mustajab, tambahlah ketakutanku.
Berkali-kali melihat jarum jam untuk mengurangi waktu tempuh tersisa berapa menit.
So, lima menit sebelum 1,5 jam cuaca Denpasar cerah. Alhamdulillah tinggal menunggu
landing position yang manis dan sempurna.
Tangkupan telapak tangan ke wajah masing-masing penumpang dengan rasa syukur memecah kesunyian dan canda tawa kembali membahana.
Oiya, penerbangan saya kali ini diramaikan oleh beberapa personil
group band Nidji yang kabarnya akan mengisi acara salah satu perusahaan
farmasi di Bali. Kesempatan ini tidak disia-siakan bagi yang ingin
berfoto bersama Giring sang vokalis.
Linked, in flight magazine Citilink
Menurut informasi, pada tanggal 8 November 2012 yang lalu, Citilink
telah meluncurkan sebuah lagu berjudul “Terbang Tinggi Untuk Indonesia”
yang diciptakan serta dinyanyikan secara khusus oleh Nidji, jadi band
tersebut menjadi Brand Ambasador dari maskapai Citilink ini.
Jum’at, 18 Januari 2013
City Tour kami tempuh ke pasar Sukowati dan Tanah Lot, sampai di
hotel 03.00 pm dan masih ada waktu lima jam untuk penerbangan 19.48 pm
waktu Indonesia Timur.
Kami berkemas, masih menyempatkan untuk mampir salah satu tempat belanja,
check-in dan mencari makan di jam 19.00. Tergesa-gesa, rombongan kecil kami membayar
airport tax dan karena Ngurah Rai sedang dalam kondisi perbaikan, bertanyalah pada petugas agar kami cepat sampai di
Gate 20. Masya Allah jauh sekali, ujung sendiri ya bu.
Saat itu sudah jam 19.35, membuat kami harus berpacu melawan waktu, dan walau sudah
check in tapi rasanya gak enak kalau telat.
Tiba di
Gate 20, atasanku memanggil dan masih menunggu.
Alhamdulillah tidak tertinggal, dan beberapa menit kemudian informasi
untuk penerbangan Citilink QG 853 segera memasuki bis yang akan membawa
kami ke pesawat.
Lampu-lampu di bandara sangat cantik, luar biasa indah dan romantis.
Sangat kontras dengan bangunan besar dan beberapa pesawat yang sedang
berdiri tanguh menunggu jadwal penerbangannya.
Suasana Denpasar sangat membuatku rindu. Ini adalah penerbangan
malamku yang pertama, dari Denpasar menuju Jakarta, meeting telah usai
dan
city tour telah terekam dalam kenangan hingga lelah raga ini.
Lalu kami memasuki pesawat Citilink yang akan membawa kami terbang.
Hmmm… ini pesawat baru rupanya, sedikit mengusir rasa takutku dalam
penerbangan malam hari. Malam itu, penumpang kebanyakan berjenis kelamin
wanita dan rata-rata dari dialek dan paras mereka, saya terka mereka
berasal dari Pulau Sumatera.
Senyum mengembang diantara kami karena mendapati pesawat
yang baru, nyaman dan doa tetap menjadi suatu hal untuk memasrahkan dan
menenangkan hati kami.
Pesawat berangkat sesuai jadwal,
take off position berjalan bagus, sempurna dan tidak terasa sama sekali goncangannya. Apa mungkin karena pesawatnya masih baru?
Cuaca di atas cukup mendukung, cerah dan pesawat sama sekali tidak
meminta kami untuk tetap berada pada posisi dengan sabuk pengaman. Saya
bisa membaca buku dengan nyaman dan akhirnya tertidur hingga ada
pemberitahuan kalau pesawat sedang bersiap-siap untuk mendarat.
Perjalanan Denpasar menuju Jakarta sangat tidak terasa, apa karena
terlalu letih, tertidur ataukah pesawat baru yang nyaman ini? Satu lagi,
hanya Allah yang memberikan semuanya.