Mahasiswa Ini Sulap Kardus Jadi Kursi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kreatif dan memiliki nilai fungsi tinggi. Tidak saja memanfaatkan limbah kardus yang melimpah di sekitarnya, tapi sejumlah mahasiswa Fakultas Industri Kreatif (FIK) Jurusan Desain Manajemen Produk (DMP) Ubaya menyulapnya menjadi kursi sungguhan yang mengasyikkan. Sebab dilengkapi mainan seperti puzzle dan alphabet.
Salah satunya adalah, kursi pesawat terbang. Kursi berbentuk pesawat ini penuh dengan hiasan alphabet karya Meliyanti, mahasiswa semester 3 DMP ini sangat unik. Dilengkapi permainan alphabet bentuk puzzle dan pengenalan jam di bagian depan.
"Bentuk jam ini juga seperti baling-baling yang ada di pesawat. Saya lebih dulu menyebar kuisioner kepada anak-anak usia balita, mereka senang dengan pesawat," kata Meliyanti saat memamerkan karyanya di kampus, Rabu (23/1/2013)
Karya tersebut merupakan tugas mata kuliah. Sebelum membuatnya, dia melakukan riset. Untuk menyiapkan kursi pesawat berisi mainan tersebut, Meliyanti membutuhkan waktu sekitar satu semester. Namun khusus pembuatan produknya hanya butuh waktu dua minggu saja. Dibutuhkan sekitar 10 kardus karton ukuran 1,5 meter x 1,5 meter. Karton-karton itu diris dan dibentuk sesauai pola.
Mahasiswi tersebut sampai menghabiskan cutter (pemotong) hingga tiga kotak. "Karena memang butuh cutter yang tajam. Kadang banyak yang patah sehingga harus ganti lagi. Secara keseluruhan bisa habis Rp 400.000," katanya.
Pada pesawat itu, furniture berbahan baku kardus itu dilengkapi dengan tempat duduk, meja, rak buku, dan permainan edukasi susun alphabet. Fasilitas ini akan membuat anak menjadi nyaman saat bermain. Kursi pesawat karya mehasiswi ini didominasi warna biru. Selain kursi pesawat ada pula karya furniture lainnya juga berbahan kardus. Kursi berbentuk siput dengan puzzle juga. Ada pula anjing dengan gamelan, mobil dengan mandi bola, dan tuas dengan genderang.
Adalagi karya Ridho Satrya, yang membuat bentuk kursi mirip jerapah. Kursi lucu dari kardus ini, mampu menopang anak-anak sampai dewasa. Keunikan lain dari produk ini adalah tidak menggunakan perekat material perekat seperti lem ataupun paku. Sehingga sangat aman untuk anak-anak ketika dipakai bermain.
"Produk ini masih dibatasi pada estetika dan fungsional saja. Belum sampai pada biaya produksi dan penjualan. Namun hasilnya menarik, terbukti dengan hasil yang dicapai sangat inspiratif dan aplikatif," kata dosen pembimbing Wyna Herdiana.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment